Nama Kota Manado menurut tutur legenda yang diceritakan berasal dari bahasa Etnik Toutemboan Minahasa yaitu "Manarow”
yang artinya "Pergi ke Negeri Jauh". Jikalau seseorang Suku Minahasa
asli hendak bepergian ke Manado, maka tetangganya akan menyapanya dalam
bahasa daerahnya, "Mange-an isako..??" (Mau kemana engkau..??), maka dia akan menjawab, "Mange-an Manarow atau mau pergi ke tempat negeri yang Jauh". Dalam versi Bahasa Sangir Tua disebutMararau; Marau yang artinya Jauh.
Nama lain yg lebih tua untuk Kota Manado adalah “Wenang/Benang”.. Wenang atau Benangitu sendiri adalah Pohon yang banyak tumbuh di pesisir Manado atau biasa disebut Pohon Bahu yg bisa kita jumpai disepanjang Pantai di Bahu Malalayang sampai di Kalasey.
Wenang atau Benang itu sendiri dalam versi Bahasa Sangir Tua adalah “Gahenang/Mahenang”, artinya api yang menyala/ bercahaya/ bersinar(suluh, obor, api unggun).
Dan Kata “Manarow” itu sendiri merujuk pada sebuah Pulau yaitu Pulau
Manado Tua.. dimana penghuni Pulau Manado Tua ini adalah Orang-orang
dari Etnis Sangir Tua yaitu Etnis Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu.
Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu itu berasal dari bahasa Sangir Tua yaitu
“Bowong artinya Atas dan Kehu artinya Hutan.. jadi Wowontehu/
Bowontehu/ Bobentehu adalah sebuah Kerajaan yg terletak diatas Hutan yg
Rajanya disebut Kulano.
Kemudian pada sekitaran abad 14-15, kaum Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu
itu melakukan perpindahan ke daratan tanah Minahasa.. Perpindahan
dilakukan dengan menggunakan perahu (Bininta), melalui tempat yg bernama
"Tumumpa di Tuminting Manado Utara" dlm bahasa Sangir yg artinya "Turun
sambil melompat,kemudian menetap di Singkil berasal dari bahasa Sangir
Tua disebut "Singkile artinya pindah/menyingkir."
Mereka menyebar sampai ke Pondol yg dalam bahasa Sangir disebut Pondole
artinya di Ujung. (Pondol sekarang berada dikawasan Mega Mall Manado).
Tuturan versi lainnya juga mengatakan bahwa pada sekitar tahun 1600
Etnis Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu, mereka beralih ke daratan
Minahasa diteluk Manado, disebelah Selatan Sungai Tondano kira-kira di
Wilayah Calaca sekarang., dan Penghunian pertama ini merupakan inti kota
Manado sekarang dan menjadi Negeri Baru sebab pada waktu itu Kota
Manado tidak identik dgn Wenang, akan tetapi Negeri Manado sampai
kira-kira Tahun 1830 hanya merupakan sebagian dari Calaca Barat dan
wilayah Pelabuhan Manado dan sebelah Utara dari Pasar 45 sekarang.
Oleh sebab itu diseputaran wilayah Calaca, Pelabuhan dan Pasar 45 dari
dulu disebut “Bendar” atau “Bandar” atau “Pelabuhan” yaitu tempat
Orang-orang dari Minahasa dan Sangir Tua, dan juga para pendatang
lainnya seperti Etnis Tionghoa, Arab, Gorontalo dan Bolmong melakukan
Barter Dagang.
Ada kemungkinan bahwa istilah atau sebutan "Mange-an isako..??" (Mau
kemana engkau..??), ketika ada Orang bertanya pada tetangganya yg mau
turun ke Kota Manado maka dia akan menjawab, “Mange-an Manarow” itu
terjadi didaerah / wilayah ini ketika Orang-orang dari Gunung mau turun
melakukan Barter Dagang di Kota Manado.
Orang-orang Gunung ini atau Etnis Minahasa yg tinggal di Pegunungan ini
oleh kaum dari Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu atau Orang Sangir Tua
disebut “Tou Kaporo atau Orang Gunung”.
Interaksi antara Sub-sub Etnis Minahasa pada Zaman dahulu dimana Etnis
Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu dan Bantik adalah bagian di dalamnya
sudah terjadi pada Abad-abad sebelumnya.
Deklarasi di Watu Pinabetengan menandai awal pembagian Tanah Adat bagi
Etnis-etnis Minahasa tersebut dimana Etnis Tounsea, Toumbulu,
Tountemboan, Toulour, Tounsawang, Pasan,Panosakan mendiami Daratan
Minahasa, Etnis Bantik mendiami wilayah pesisir Kota Manado dan Etnis
Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu mendiami Pulau Manado Tua, Pulau
Siladen, Pulau Bunaken, Pulau Mantehage, Pulau Nain, Pulau Talise, Pulau
Gangga, Pulau Bangka dan Pulau Lembeh serta daerah pesisir Daratan
Minahasa lainnya.
PERKEMBANGAN KOTA MANADO
Nama “Manado” mulai digunakan pada tahun 1623 menggantikan nama “Pogidon” atau “Wenang”. Kata Manado sendiri berasal dari bahasa daerah Minahasa yaitu Mana rou atau Mana dou yang dalam bahasa Indonesia berarti “di jauh”. Pada tahun itu juga, tanah Minahasa-Manado mulai dikenal dan populer di antara orang-orang Eropadengan hasil buminya. Hal tersebut tercatat dalam dokumen-dokumen sejarah.
Tahun 1658, VOC membuat sebuah benteng di Manado. Sejarah juga mencatat bahwa salah satu Pahlawan Nasional Indonesia, Pangeran Diponegoro pernah diasingkan ke Manado oleh pemerintah Belanda pada tahun 1830. Biologiwan Inggris Alfred Wallace juga pernah berkunjung ke Manado pada 1859 dan memuji keindahan kota ini.
Keberadaan kota Manado dimulai dari adanya besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 1 Juli 1919.
Denganbesluit itu, Gewest Manado ditetapkan sebagai Staatsgemeente yang
kemudian dilengkapi dengan alat-alatnya antara lain
Dewan gemeente atau Gemeente Raad yang dikepalai oleh seorang Walikota (Burgemeester). Pada tahun 1951,Gemeente Manado menjadi Daerah Bagian Kota Manado dari Minahasa sesuai Surat Keputusan Gubernur Sulawesitanggal 3 Mei 1951 Nomor 223. Tanggal 17 April 1951, terbentuklah Dewan Perwakilan Periode 1951-1953 berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Nomor 14. Pada 1953 Daerah
Bagian Kota Manado berubah statusnya menjadi Daerah Kota Manado sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 42/1953 juncto Peraturan Pemerintah Nomor
15/1954. Tahun 1957, Manado menjadi Kotapraja sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957. Tahun 1959, Kotapraja Manado ditetapkan sebagai Daerah Tingkat II sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959. Tahun 1965,
Kotapraja Manado berubah status menjadi Kotamadya Manado, yang dipimpin
oleh Walikotamadya Manado KDH Tingkat II Manado sesuai Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 1965 yang disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1974.
Hari jadi Kota Manado yang ditetapkan pada tanggal 14 Juli 1623,
merupakan momentum yang mengemas tiga peristiwa bersejarah sekaligus
yaitu tanggal 14 yang diambil dari peristiwa heroik yaitu peristiwa
Merah Putih 14 Februari 1946, dimana putra daerah ini bangkit dan menentang penjajahan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kemudian bulan Juli yang diambil dari unsur yuridis yaitu bulan Juli 1919, yaitu munculnyaBesluit Gubernur Jenderal tentang penetapan Gewest Manado sebagai Staatgemeente dikeluarkan, dan tahun 1623yang
diambil dari unsur historis yaitu tahun dimana Kota Manado dikenal dan
digunakan dalam surat-surat resmi. Berdasarkan ketiga peristiwa penting
tersebut, maka tanggal 14 Juli 1989,
Kota Manado merayakan HUT-nya yang ke-367. Dan sejak saat itu hingga
sekarang tanggal tersebut terus dirayakan oleh masyarakat dan pemerintah
Kota Manado sebagai hari jadi Kota Manado.
Kota ini juga pernah mengalami kerusakan berat karena peperangan yaitu ketika pada masa Perang Dunia II, dan ketika dibom kembali oleh TNI Angkatan Udara pada 1958 dalam upaya mengalahkan Permesta, sebuah gerakan pemberontakan yang menghendaki pemisahan dari Republik Indonesia.
DAFTAR NAMA DAN PERIODISASI JABATAN
WALIKOTA MANADO
No Nama dan Masa Jabatan
1 E.R.S. Warouw (November 1947 - 30 September 1950
2. Ny. T. Waworuntu (30 September 1950 - 29 Maret 1951)
3. H.R. Ticoalu (29 Maret 1951 - 1 Maret 1952)
4. B.J. Lapian (1 Maret 1952 - 1 September 1953)
5. J. Parera (1 September 1953 - 1 Mei 1955)
6. J.I. Permata (1 Mei 1955 - 23 September 1958)
7. J.P. Mongula (23 September 1958 - 1 Maret 1960)
8. P. Walandow (1 Maret 1960 - 15 Juni 1965)
9. Soepani (15 Juni 1965 - 20 Oktober 1966)
10. Letkol Rauf Mo’o (20 Oktober 1966 - 12 Maret 1971)
11. M.H.W. Dotulong (12 Maret 1971 - 19 April 1971)
12. J.H. Pussung (19 April 1971 - 31 Januari 1975)
13. H.V. Worang (31 Januari 1975 - 23 Agustus 1975)
14. A.A. Pelealu (23 Agustus 1975 - 23 Agustus 1985)
15. Ir. N.H. Eman (23 Agustus 1985 - 23 Agustus 1995)
16. Ir. L.H. Korah, M.Si. (23 Agustus 1995 - 23 Agustus 2000)
17. Drs. Wempie Frederik (23 Agustus 2000 - 23 Agustus 2005)
18. Jimmy Rimba Rogi, S.Sos. (23 Agustus 2005 - 22 April 2008)
19. Abdi Buchari, S.E, M.Si. (Plt) (22 April 2008 - 11 Agustus 2009)
20. Drs. S.H. Sarundajang (Pnj) (11 Agustus 2009 - 26 April 2010)
21. Drs. Robby J. Mamuaja (Plt) (26 April 2010 - 26 April 2010)
22. Drs. Robby J. Mamuaja (Pnj) (26 April 2010 - 8 Desember 2010)
23. Dr. Ir. G.S. Vicky Lumentut, M.Si, M.M, D.E.A. (8 Desember 2010 –sekarang)
DAFTAR NAMA DAN PERIODISASI JABATAN
WAKIL WALIKOTA MANADO
No. Nama dan Masa Jabatan
1. Teddy A.H. Kumaat, S.E. (23 Agustus 2000 - 23 Agustus 2005)
2. Abdi Buchari, S.E, M.Si. (23 Agustus 2005 - 22 April 2008)
3. Harley A.B. Mangindaan, S.E, M.S.M. (8 Desember 2010 - sekarang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar